TUGAS PSIKOLOGI BELAJAR MENGAJAR ( KPM 513)
DEFENISI ATAU KONSEP MENGAJAR
Disusun Oleh :
Rikhlata
I351110071
MAYOR PENYULUHAN
PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FEBRUARI, 2012
DEFENISI / KONSEP MENGAJAR MENURUT
BEBERAPA AHLI
Pada dasarnya jiwa manusis dibedakan menjadi dua aspek yakni
aspek kemapuan (ability) dan aspek
kepribadian (personality). Aspek
kemampuan meliputi prestasi belajar, intelegensia, dan bakat, sedangkan aspek
kepribadian meliputi watak, sifat penyusuaian diri, minat, emosi, sikap dan
motivasi, gagasan tersebut memberi gambaran kesan tentang apa yang dipikirkan,
dirasakan dan diperbuat yang terungkap melalui prilaku.
Undang-undang (UU) Pendidikan Nomor
20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan
yang diperlukan dirinya, mayarakat, bangsa dan Negara, (penekanan pada aspek
tercapainya tujuan membentuk sikap), atau dengan kata lain, pendidikan adalah
usaha untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan
cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka dalm arti sesuai
tuntutan zaman dan kemajuan sains dan teknologi.
Disamping itu, sebuah pengetahuan
tidak akan lahir dengan sendrinya, tetapi harus dengan proses intraksi, dengan
demikian ada beberapa defenisi atau konsep mengajar menurut beberapa ahli:
Biggs
(dalam Adrian, 2004) seorang pakar psikologi membagi konsep
mengajar menjadi tiga macam pengertian yaitu:
·
Pengertian Kuantitatif. Mengajar
diartikan sebagai the transmission of knowledge, yakni penularan
pengetahuan.
·
Pengertian institusional. Mengajar
berarti the efficient orchestration of teaching skills, yakni penataan
segala kemampuan mengajar secara efisien.
·
Pengertian kualitatif. Mengajar
diartikan sebagai the facilitation of learning, yaitu upaya membantu memudahkan
kegiatan belajar siswa mencari makna dan pemahamannya sendiri. Burton (dalam
Sagala, 2003:61) mengemukakan mengajar adalah upaya memberikan stimulus, bimbingan
pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.
Teori
Burner:
Mengajar adalah
penyajian konsep-konsep dan masalah secara bertahap dalam bentuk yang mudah
untuk dipahami.
Tiga teknik penyajian:
1) Sibolik
yaitu berupa penggunaan bahasa dalam penyajian ide objek dengan memperhatikan
(perkembangan kejiwaan siswa).
2) Ikonik
yaitu berupa penggunaan gambar dalam penyajian konsep terhadap siswa, penyajian
ini bersifat abstrak.
3) Enaktif
yaitu berupa kegiatan kognitif dalam bentuk gerak psikomotor, artinya si
pelajar dan pengajar langsung mempraktekkan apa yang diajarkan.
Terori
Ausubel:
Mengajar adalah proses
memberikan bahan verbal yang bermakna bagi siswanya.
Teori
Gagne:
Mengajar
adalah penataan situasi dan kondisi belajar seseorang, dan orang yang belajar
itulah yang akan berusaha untuk mencari sendiri, sedangkan pengajar hanya akan
menata situasi sedemikian rupa.
Defenisi
dan konsep belajar
1. Skinner
(1958) memberikan definisi belajar “Learning is a process progressive behavior
adaptation”. Dari definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa belajar itu
merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat progresif. Ini berarti
bahwa belajar akan mengarah pada keadaan yang lebih baik dari keadaan
sebelumnya. Disamping itu belajar juga memebutuhkan proses yang berarti belajar
membutuhkan waktu untuk mencapai suatu hasil.
2. McGeoch (1956) memberikan definisi belajar
“learning is a change in performance as a result of practice. Ini berarti bahwa
belajar membawa perubahan dalam performance, yang disebabkan oleh proses
latihan.
3. Kimble
memberikan definisi belajar “Learning is a relative permanent change in
behavioral potentiality occur as a result of reinforced practice. Dalam
definisi tersebut terlihat adanya sesuatu hal baru yaitu perubahan yang
bersifat permanen, yang disebabkan oleh reinforcement practice.
4. Horgen
(1984) memberikan definisi mengenai belajar “learning can be defined as any
relatively, permanent change in behavior which occurs as a result of practice
or experience” suatu hal yang muncul dalam definisi ini adalah bahwa perilaku
sebagai akibat belajar itu disebabkan karena latihan atau pengalaman
Defenisi mengajar menurut ahli
Indonesia
Mengajar
pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan mengajar yang mengandung
pengertian bahwa mengajar merupakan usaha mengorganisasikan lingkungan dalam
hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran, sehingga terjadi proses
belajar mengajar.
Menurut
Sardiman (2003:45): Mengajar diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi
atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga
terjadi proses belajar. Atau dikatakan , mengajar sebagai upaya menciptakan
kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa.
Mengajar
adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa
untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
Karenanya belajar merupakan suatu proses yang kompleks. Tidak hanya sekedar
menyampaikan informasi dari guru kepada siswa. Banyak kegiatan maupun tindakan
yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar lebih baik pada
seluruh peserta didiknya.
Menurut
Raka Joni (dalam Sardiman , 2003:54) : Mengajar adalah menyediakan kondisi
optimal yang merangsang serta mengerahkan kegiatan belajar anak didik untuk
memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau sikap yang dapat membawa
perubahan tingkah laku maupun pertumbuhan sebagai pribadi
Menurut
Nasution (2000: 4), mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau
mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga
terjadi proses belajar. Mengajar merupakan suatu usaha dari pihak guru, yakni
mengatur lingkungan, sehingga terbentuklah suasana yang sebaik-baiknya bagi
anak untuk belajar.
Mengajar
merupakan suatu uasaha mengorganisasikan lingkungan dalam hubungannya dengan
anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar ( Usman,
2005:6).
Mengajar
adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar
(Hasibuan, 2006: 3). Sistem lingkungan ini terdiri dari komponen-komponen yang
saling mempengaruhi, yakni tujuan instruksional yang ingin dicapai, materi yang
diajarkan, guru dan siswa yang harus memainkan peranan serta ada dalam hubungan
sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan, serta sarana dan prasarana
belajar mengajar yang tersedia.
Pengertian
mengajar adalah penyerahan kebudayaan berupa pengalaman-pengalaman kecakapan
kepada anak didik atau usaha mewariskan nilai-nilai kebudayaan kepada
generasi muda/penerus,
sejalan dengan pendapat
De Quelyu dan Gazali dalam Abdurrahman(1990: 73) mengatakan bahwa
belajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat
dan tepat .
Menurut Rusyan (1989: 27) bahwa
mengajar bukan upaya
guru menyampaikan bahan pelajaran, melainkan bagaimana siswa dapat
mempelajari bahan pelajaran sesuai tujuan.
Dari
pengertian belajar dan mengajar yang telah dikemukakan oleh para ahli, dapatlah
dikatakan bahwa proses belajar adalah suatu proses yang mengandung serangkaian
perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan
timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi
berlangsungnya proses belajar mengajar. Interaksi dalam peristiwa belajar
mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antara guru
dengan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya
penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai
pada diri siswa yang sedang belajar.
Dalam proses belajar mengajar,
keberhasilan guru dalam pengajaran ditentukan oleh prestasi atau hasil belajar
yang dicapai oleh siswa. Oleh karena itu, pendidikan mempunyai peranan penting
dan diharapkan dapat membimbing siswa agar mereka menguasai ilmu dan
keterampilan yang berguna serta memiliki sifat positif.
Daftar Pustaka
Thursan Hakim, Belajar
Secara Efektif, (Jakarta: Puspa Swara,2005).
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta:Rineka Cipta, 2003)
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:Rineka Cipta,1999)
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003)
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Jakarta:PT Refika Aditama, 2007)
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 1996)
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta:Rineka Cipta, 2003)
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:Rineka Cipta,1999)
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003)
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Jakarta:PT Refika Aditama, 2007)
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 1996)
http://www.masbow.com/2009/07/pendapat-para-ahli-psikologi-dalam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar