Jumat, 16 Maret 2012



TUGAS PSIKOLOGI BELAJAR MENGAJAR ( KPM 513)

DEFENISI ATAU KONSEP MENGAJAR
Disusun Oleh :
Rikhlata
I351110071
SEKOLAH PASCASARJANA PROGRAM MAGISTER SAINS
MAYOR PENYULUHAN PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FEBRUARI, 2012


DEFENISI / KONSEP MENGAJAR MENURUT BEBERAPA AHLI
Pada dasarnya jiwa manusis dibedakan menjadi dua aspek yakni aspek kemapuan (ability) dan aspek kepribadian (personality). Aspek kemampuan meliputi prestasi belajar, intelegensia, dan bakat, sedangkan aspek kepribadian meliputi watak, sifat penyusuaian diri, minat, emosi, sikap dan motivasi, gagasan tersebut memberi gambaran kesan tentang apa yang dipikirkan, dirasakan dan diperbuat yang terungkap melalui prilaku.
Undang-undang (UU) Pendidikan Nomor 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, mayarakat, bangsa dan Negara, (penekanan pada aspek tercapainya tujuan membentuk sikap), atau dengan kata lain, pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka dalm arti sesuai tuntutan zaman dan kemajuan sains dan teknologi.
Disamping itu, sebuah pengetahuan tidak akan lahir dengan sendrinya, tetapi harus dengan proses intraksi, dengan demikian ada beberapa defenisi atau konsep mengajar menurut beberapa ahli:
Biggs (dalam Adrian, 2004) seorang pakar psikologi membagi konsep mengajar menjadi tiga macam pengertian yaitu:
·         Pengertian Kuantitatif.  Mengajar diartikan sebagai the transmission of knowledge, yakni penularan pengetahuan. 
·         Pengertian institusional.  Mengajar berarti  the efficient orchestration of teaching skills, yakni penataan segala kemampuan mengajar secara efisien.
·         Pengertian kualitatif.  Mengajar diartikan sebagai the facilitation of learning, yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa mencari makna dan pemahamannya sendiri. Burton (dalam Sagala, 2003:61) mengemukakan mengajar adalah upaya memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.


Teori Burner:
Mengajar adalah penyajian konsep-konsep dan masalah secara bertahap dalam bentuk yang mudah untuk dipahami.
Tiga teknik penyajian:
1)      Sibolik yaitu berupa penggunaan bahasa dalam penyajian ide objek dengan memperhatikan (perkembangan kejiwaan siswa).
2)      Ikonik yaitu berupa penggunaan gambar dalam penyajian konsep terhadap siswa, penyajian ini bersifat abstrak.
3)      Enaktif yaitu berupa kegiatan kognitif dalam bentuk gerak psikomotor, artinya si pelajar dan pengajar langsung mempraktekkan apa yang diajarkan.

Terori Ausubel:
Mengajar adalah proses memberikan bahan verbal yang bermakna bagi siswanya.
Teori Gagne:
Mengajar adalah penataan situasi dan kondisi belajar seseorang, dan orang yang belajar itulah yang akan berusaha untuk mencari sendiri, sedangkan pengajar hanya akan menata situasi sedemikian rupa.
Defenisi dan konsep belajar
1.      Skinner (1958) memberikan definisi belajar “Learning is a process progressive behavior adaptation”. Dari definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa belajar itu merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat progresif. Ini berarti bahwa belajar akan mengarah pada keadaan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya. Disamping itu belajar juga memebutuhkan proses yang berarti belajar membutuhkan waktu untuk mencapai suatu hasil.

2.       McGeoch (1956) memberikan definisi belajar “learning is a change in performance as a result of practice. Ini berarti bahwa belajar membawa perubahan dalam performance, yang disebabkan oleh proses latihan.

3.      Kimble memberikan definisi belajar “Learning is a relative permanent change in behavioral potentiality occur as a result of reinforced practice. Dalam definisi tersebut terlihat adanya sesuatu hal baru yaitu perubahan yang bersifat permanen, yang disebabkan oleh reinforcement practice.

4.      Horgen (1984) memberikan definisi mengenai belajar “learning can be defined as any relatively, permanent change in behavior which occurs as a result of practice or experience” suatu hal yang muncul dalam definisi ini adalah bahwa perilaku sebagai akibat belajar itu disebabkan karena latihan atau pengalaman

Defenisi mengajar menurut ahli Indonesia
Mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan mengajar yang mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan usaha mengorganisasikan lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran, sehingga terjadi proses belajar mengajar.
Menurut Sardiman (2003:45): Mengajar diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Atau dikatakan , mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa.
Mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Karenanya belajar merupakan suatu proses yang kompleks. Tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa. Banyak kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar lebih baik pada seluruh peserta didiknya.

Menurut Raka Joni (dalam Sardiman , 2003:54) : Mengajar adalah menyediakan kondisi optimal yang merangsang serta mengerahkan kegiatan belajar anak didik untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau sikap yang dapat membawa perubahan tingkah laku maupun pertumbuhan sebagai pribadi
Menurut Nasution (2000: 4), mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Mengajar merupakan suatu usaha dari pihak guru, yakni mengatur lingkungan, sehingga terbentuklah suasana yang sebaik-baiknya bagi anak untuk belajar.
Mengajar merupakan suatu uasaha mengorganisasikan lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar ( Usman, 2005:6).
Mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar (Hasibuan, 2006: 3). Sistem lingkungan ini terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi, yakni tujuan instruksional yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, guru dan siswa yang harus memainkan peranan serta ada dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan, serta sarana dan prasarana belajar mengajar yang tersedia.
Pengertian mengajar adalah penyerahan kebudayaan berupa pengalaman-pengalaman kecakapan kepada anak didik atau usaha mewariskan nilai-nilai kebudayaan  kepada    generasi  muda/penerus, sejalan  dengan   pendapat  De Quelyu dan Gazali dalam Abdurrahman(1990: 73) mengatakan bahwa belajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat .
Menurut    Rusyan (1989: 27)   bahwa   mengajar   bukan    upaya    guru menyampaikan bahan pelajaran, melainkan bagaimana siswa dapat mempelajari bahan pelajaran sesuai tujuan.
Dari pengertian belajar dan mengajar yang telah dikemukakan oleh para ahli, dapatlah dikatakan bahwa proses belajar adalah suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Interaksi dalam peristiwa belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar.
            Dalam proses belajar mengajar, keberhasilan guru dalam pengajaran ditentukan oleh prestasi atau hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Oleh karena itu, pendidikan mempunyai peranan penting dan diharapkan dapat membimbing siswa agar mereka menguasai ilmu dan keterampilan yang berguna serta memiliki sifat positif.






Daftar Pustaka

Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif, (Jakarta: Puspa Swara,2005).

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta:Rineka Cipta, 2003)

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:Rineka Cipta,1999)

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003)

Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Jakarta:PT Refika Aditama, 2007)

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 1996)
http://www.masbow.com/2009/07/pendapat-para-ahli-psikologi-dalam.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar